Minggu, 29 April 2012

Dampak positif tenaga endogen bagi kehidupan manusia antara lain :
1. Sebagai kawasan tangkapan air hujan ( catchment area ) yang banyak menerima
curah hujan dan mampu menyimpan serta mengeluarkan pada musim kemarau
berupa air tanah
2. Sumber bahan tambang dan sumber daya mineral seperti
batu, pasir, emas, perak, biji besi dan aluminium
3. Pusat tenaga listrik yaitu melalui pembangkit listrik tenaga uap ( panas bumi ).
PLTU Paiton
PLTU Paiton
4. Tempat habitat berbagai jenis flora dan fauna
5. Tempat pariwisata dan laboratorium alam
Laboratorium geologi karang sambung
Laboratorium geologi karang sambung
Dampak negatif tenaga endogen bagi kehidupan manusia antara lain :
1. Adanya letusan gunung berapi yang menjadi bencana bagi masyarakat sekitar
karena dapat menghancurkan lahan pertanian dan membakar hutan
2. Dapat menyebabkan gempa bumi merupakan bencana alam dahsyat yang dapat
menghancurkan bangunan bahkan dapat menimbulkan gelombang tsunami
Dampak gempa bumi
Dampak gempa bumi
3. Tenaga endogen menghasilkan lereng-lereng yang curam sehingga tingkat erosi dan longsor lahan tinggi.

Bentuk Muka Bumi Dari Tenaga Endogen ( Proses Tektonisme )

Posted by admin     Category: Tenaga Endogen
Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal.
A. Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme dibedakan atas epirogenesa dan orogenesa
1. Epirogenesa
Adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta meliputi wilayah yang sangat luas. Epirogenesa dibagi menjadi dua yaitu
Epirogenesa positif, yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami kenaikan
Epirogenesa positif terjadi di pantai Skandinavia dan pantai Timor
Epirogenesa positif terjadi di pantai Skandinavia dan pantai Timor
Epirogenesa negatif yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami penurunan.
Epirogenesa negatif terjadi di Teluk Hudson
Epirogenesa negatif terjadi di Teluk Hudson
2. Orogenesa
Adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit seperti pembentukan deretan sirkum pasifik.
B. Proses Tektonisme Berdasarkan Bentuknya
1. Lipatan
Terjadi akibat tanaga endogen yang mendatar dan bersifat liat ( plastis ) sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan. Bagian yang terlipat diatas disebut punggung lipatan ( antiklinal ) dan yang terlipat ke bawah disebut lembah lipatan ( sinklinal ).
Jenis-jenis lipatan
Lipatan tegak ( symmetrical folds ), terjadi karena pengaruh tenaga horizontal sama atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.
Lipatan miring ( asymmetrical fold ), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama
Lipatan menutup ( recumbent folds ), terjadi karena tenaga tengensial saja yang bekerja.
Lipatan rebah ( overtuned folds ), terjadi karena arah tenaga horizontal dari satu arah
Sesar sungkup ( overthrust ), terjadi karena adanya pergerakan pada sepanjang kerak bumi
Bentuk berbagai jenis lipatan
Bentuk berbagai jenis lipatan
2. Patahan
Terjadi karena tenada endogen yang relative cepat, baik secara vertical maupun horizontal. Ada beberapa jenis patahan yaitu :
Tanah naik ( horst ) yaitu daratan yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya. Horst terjadi akibat gerak tektogenesa horizontal memusat, yaitu tekanan dari dua arah tau lebih yang menimbulkan kerak bumi terdorong naik.
Tanah turun ( graben atau slenk ) yaitu kenampakan daratan yang letaknya lebih rendah dari daerah di sekelilingnya. Graben terjadi karena tarikan dari dua arah yang mengakibatkan kerak bumi turun.
Sesar yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal yang tidak frontal dan hanya sebagian saja yang bergetar.
Blok mountain yaitu kumpulan pegunungan yang terdiri atas beberapa patahan. Blok mountain terjadi akibat tenaga endogen yang berbentuk retakan-retakan di suatu daerah.

Patahan blok mountain
Patahan blok mountain
Akibat dari patahan dan lipatan dapat membentuk keragam muka bumi antara lain :
1.Pegunungan adalah kumpulan dari gunung-gunung yang membentuk permukaan bumi seolah-olah bergelombang.dengan lembah dan lekukan di antara gunung-gunung tersebut. Contoh dua deretan pegunungan di Indonesia, yaitu :
Sirkum Pasifik, yang melalui Sulawesi, Maluku, Papua dan Halmahera
Sirkum Mediterania yang melalui Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Solor, Alor, Weter, Damar, Nila, Seua, Manuk, Kepulauan Banda dan berakhir di Pulau Ambon
2. Dataran tinggi adalah daerah datar yang berada pada ketinggian di atas 700m. Dataran ini bisa terbentuk dari daratan rendah yang mengalami pengangkatan dengan bentuk datar
Dataran tinggi Karo di Sumatera Utara
Dataran tinggi Karo di Sumatera Utara
3. Plato atau plateau adalah permukaan bumi yang berupa dataran tinggi dengan bagian atas relative rata dan telah mengalami erosi.
Plato Dieng di Jawa Tengah
Plato Dieng di Jawa Tengah
4. Depresi adalah bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan.Bentuk depresi yang memanjang disebut slenk, sedangkan yang membulat disebut basin. Misalnya depresi Jawa Tengah.
slenk
slenk
5. Palung laut adalah bagian luar bumi yang terdapat di dasar laut dengan kedalaman lebih dari 5000 meter. Bentuknya memanjang dan sempit sebagai akibat dari proses penenggelaman terus-menerus. Seperti palung laut Mindanau
6. Lubuk laut adalah bagian luar bumi yang terdapat di dasar laut yang membulat dengan kedalaman lebih dari 5000 meter. Misalnya Lubuk Laut Sulu
7. Punggung laut adalah suatu bukit di dasar laut, sebagian dari punggung laut ada juga yang muncul ke permukaan air laut. Seperti Punggung Laut Sibolga.
8. Ambang laut adalah pembatas pada dasar laut yang memisahkan dua laut dalam. Misalnya Selat Gilbatar
9. Shelf adalah bagian laut yang dalamnya kurang dari 200 meter. Misalnya Shelf Laut Jawa
Proses Eksogen
Proses eksogen merupakan tenaga dari luar.


Pelapukan
Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
  • Sinar matahari
  • Air 
  • Gletser 
  • Reaksi kimiawi 
  • Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :
  • Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu.

  • Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.
  • Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).

Erosi
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial).
Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut.
  • Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
  • Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh :                             
1. warna air yang mengalir berwarna coklat                                                                                                                                                                                        2. warna air yang terkikis menjadi lebih pucat                                                                                                                                                                                    3. kesuburan tanah berkurang
  • Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
  • 'Erosi 'parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.
Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
  • tebing sungai semakin dalam
  • lembah semakin curam 
  • pembentukan gua 
  • memperbesar badan sungai
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang  terbentuk antara lain : 
  • Batu jamur
  • Ngarai
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
  • Dinding pantai yang curam
  • relung ( lekukan pada dinding tebing) 
  • gua pantai 
  • batu layar
MASSWASTING
Bentuk – bentuknya :
         Tanah longsor (land slide)
         Tanah amblas / ambruk (subsidence)
         Tanah nendat (slumping)
         Tanah mengalir (earth flow)
         Lumpur mengalir (mud flow)
         Rayapan tanah (soil creep)
SEDIMENTASI
*      Sedimentasi Fluvial
*      Sedimentasi aeolis
*      Sedimentasi marine
SIKLUS HIDROLOGI

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut yang berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet)

A. Unsur-Unsur Siklus Hidrologi


Perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dal
am tiga cara yang berbeda:
  • Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya. Kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer ) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, dan es.
  • Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah adalah air yang bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

  • Air Permukaan adalah air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau, makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (d
anau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempat

Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

a. Siklus Pendek / Siklus Kecil
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut

b. Siklus Sedang
1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali

c. Siklus Panjang / Siklus Besar 1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

B. Jenis-Jenis Perairan
1. Sungai
Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang akhirnya bermuara ke laut atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat manusia termasuk ke dalam kategori sungai.

Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser dan sungai campuran.
  • Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
  • Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
  • Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es ( gletser ), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua ( Irian Jaya).

2. Danau Danau adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan air berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai atau tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan, terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam kategori danau.
Berdasarkan terbentuknya, dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut
a. Danau Tektonik yaitu danau yang terbentuk tenaga endogen yang bersumber dari gerakan tektonik. Misalnya Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi.


b. Danau Vulkanik, yaitu danau bekas kawah kawah gunung api. Misalnya Danau Kawah Gunung Kelud, Gunung Batur, Gunung Galunggung dan lain sebagainya.





c. Danau Vulkano-tektonik yaitu danau yang terbentuk karena proses vulkanik dan tektonik. Hal ini diakibatkan kerena patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan.
d. Danau Pelarutan (solusional) yaitu danau yang terbentuk pada bentuk lahan negative atau berada dibawah rata-rata permukaan bumi akibat pelarutan.

e. Danau Tapal Kuda (oxbow lake) terbentuk akibat proses pemotongan meander secara alami dan ditinggalkan alirannya sehingga disebut kali mati.

3. WadukWaduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai oleh manusia.


4. Rawa
Rawa adalah perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah dengan sumber air dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan dengan sungai, relatif tidak dalam, berdasar lumpur dan atau tumbuhan membusuk, banyak terdapat vegetasi baik yang mengapung dan mencuat maupun tenggelam.
Berdasarkan proses terbentuknya, rawa dibedakan dalam beberapa jenis:
a. Rawa Pantai
Rawa ini slalu dipengaruhi oleh pasang-surut air laut
b. Rawa Pinggiran
Rawa pinggiran sepanjang aliran sungai terjadi akibat sering meluapnya air sungai tersebut
c. Rawa Abadi
Rawa yang airnya terjebak dalam sebuah cekungan dan tidak memiliki pelepasan ke lau. Air rawa ini asam dan berwarna kemerah-merahan.

5. Gletser
Gletser menurut Katili (dalam Tanudidjaja) adalah masa es berbutir yang terbentuk dari penimbunan salju dan bergerak menuju ke bawah ak
ibat gravitasi bumi, sambil menguap ataupun meleleh.salju berasal dari uap air yang membeku di daerah dingin pada lintang tinggi dan daerah lintang sedang pada musim dingin (winter). Timbunan es di daerah lereng pegunungan tersebut akan menuruni lereng-lereng yang disebut gletser.

C. Daerah Aliran Sungai
DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hu jan dan mengalirkannya menuju parit, sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut. Istilah yang juga umum digunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed. Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya.



Gambar Skema sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS).

Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas sebuah DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sunga i. Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat, tetapi dapat digambarkan pada peta.

Batas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi. Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi. Ada DAS yang meliputi wilayah beberapa negara (misalnya DAS Mekong), beberapa wilay ah kabupaten (misalnya DAS Brantas), atau hanya pada sebagian dari suatu kabupaten.

DAS Mikro atau tampungan mikro (micro catchment) adalah suatu cekungan pada bentang lahan yang airnya mengalir pada suatu parit. Parit tersebut kemungkinan mempunyai aliran sebelum dan sesudah hujan turun (intermitten flow) atau ada pula yang aliran airnya sepanjang tahun (perennial flow). Sebuah DAS yang menjadi bagian dari DAS yang lebih besar dinamakan sub DAS yang merupakan daerah tangkapan air dari anak sungai.

DAS dapat dibagi ke dalam tiga komponen yaitu : bagian hulu, tengah dan hilir. Ekosistem bagian hulu merupakan daerah tangkapan air utama dan pengatur aliran. Ekosistem tengah sebagai daerah distributor dan pengatur air, sedangkan ekosistem hilir merupakan pemakai air. Hubungan antara ekosistem-ekosistem ini menjadikan DAS sebagai satu kesatuan hidrologis. Di dalam DAS terintegrasi berbagai faktor yang dapat mengarah kepada kelestarian atau degradasi tergantung bagaimana suatu DAS dikelola.

Di pegunungan, di dataran tinggi dan dataran rendah sampai di pantai dijumpai iklim, geologi, hidrologi, tanah dan vegetasi yang saling berinteraksi membangun ek osistem.
Setiap ekosistem di dalam DAS memiliki komponen biot ik dan abiotik yang saling berinteraksi. Memahami sebuah DAS berarti belajar tentang segala proses-proses alami yang terjadi dalam batas sebuah DAS.

Sebuah DAS yang sehat dapat menyediakan :

· Unsur hara bagi tumbuh-tumbuhan
· Sumber makanan bagi manusia dan hewan
· Air minum yang sehat bagi manusia dan makhluk lainnya
· Tempat berbagai aktivitas manusia dan hewan

Beberapa proses alami dalam DAS bisa memberikan dampak menguntungkan kepada sebagian kawasan DAS tetapi pada saat yang sama bisa merugikan bagian yang lain. Banjir di satu sisi memberikan tambahan tanah pada dataran banjir tetapi untuk sementara memberikan dampak negatif kepada manusia dan kehidupan lain.


MACAM –MACAM POLA ALIRAN

· Dendritik adalah seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin yang homogen.

· Paralel adalah anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut. Berkembang di lerengyang terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
  • Radial atau menjari, jenis ini dibedaka n menjadi dua yaitu:
  1. Radial sentrifugal adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut.
    Sungai Radial Sentrifugal.
  2. Radial sentripetal adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah basin (cekungan).
  • Trellis adalah percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen te rlipat atau terungkit dengan litologiyang berselang-seling antara yang lunak dan resisten.
  • Annular adalah sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan keras.
  • Centripetal adalah sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.
  • Multibasinal adalah percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst.
  • Pinate adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
  • Rektangular adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90°.
Matinya Kreativitas Kaum Muda?
Kamis, 12 april 2012
http://unnes.ac.id/wp-content/uploads/saratri.jpg
Oleh Saratri Wilonoyudho
“KEJENIUSAN” para bos teroris merekrut kader-kader muda lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memberikan dua pelajaran penting. Pertama, betapa memprihatinkan nasib anak-anak muda yang masih hijau ini tentang masa depan mereka setelah lulus SMK hingga mereka mudah tergiur untuk mendapatkan “pekerjaan” sebagai “teroris”. Kedua, betapa hebat para lulusan SMK, terutama SMK yang bermutu dalam mempelajari teknologi baru seperti perakitan bom.
Tulisan ringan ini tidak akan terlalu berbicara jauh soal terorisme namun sekadar ajakan untuk memerhatikan anak-anak muda kreatif agar mendapatkan penyaluran yang benar, dan ke depan dunia pendidikan formal juga mesti mampu membuat kurikulum yang sanggup membangkitkan kreativitas dan etos kerja anak bangsa. Revolusi Industri di Eropa Barat terjadi berkat semangat ini, demikian pula Jepang. Memuncaknya teori Max Weber tentang etika Protestan dan “Renaissance” yang didasarkan pada etos “virtu” atau “excellence” dalam segala bidang hingga melahirkan Leonardo da Vinci, Dante, Michellangelo, Van Gogh, Shakespeare, dan sebagainya.
Dalam Islam, ada istilah jihad, ijtihad, mujahadah, dan istiqomah, yang arti harfiahnya kerja keras, kreatif, dekat dengan Allah SWT dan disiplin. Islam pernah berjaya di Andalusia, Spanyol, Cordoba, Constantinopel, dan sebagian besar daratan Eropa. Ada Aljabar, Ibnu Sina, dan ilmuwan lain yang hingga kini ilmunya juga dikembangkan Barat.
Demikian pula Restorasi Meiji yang dikembangkan “kaum bushido” dan kaum Samurai, membuat jiwa para pedagang dan industrialis memiliki modal semangat, hemat, disiplin, dan rajin. Modal-modal sosial tersebut terus dipompakan dan dikembangkan ke dalam kehidupan masyarakat dan bangsanya. Kehidupan modern terus dikembangkan dengan dasar peningkatan performance, kebudayaan akademis, dan asketisme intelektual, kesemuanya akan dimuarakan kepada semangat untuk inovasi dan etos kerja yang tinggi untuk memperoleh self fulfillment.
Apabila etos kerja dapat meningkatkan emosional pekerja dalam pekerjaan —kata Sartono Kartodirdjo (1989)— maka dengan demikian dapat meningkatkan kualitas hidup, antara lain dengan memulihkan rasa kepuasan dengan self realisation lewat karya yang kreatif.
http://unnes.ac.id/wp-content/themes/conservation/images/q_left.pngBerpikir kreatif dan kritis merupakan aktivitas untuk menemukan jawaban-jawaban atas berbagai permasalahan, melahirkan ide atau gagasan atau cara-cara baru.http://unnes.ac.id/wp-content/themes/conservation/images/q_right.png
- - Saratri Wilonoyudho
Involusi Dunia Pendidikan
Meminjam istilah Clifford Geertz, sesungguhnya dunia pendidikan kita ini mengalami satu “involusi”, yakni suatu perumitan bentuk dan macamnya, namun tidak membawa perubahan yang berarti di sisi substansialnya. Dari kulit luar kelihatannya dunia pendidikan kita berkembang pesat —antara lain ditandai kemarakan pembukaan sekolah (RSBI, SSN, imersi, dan sebagainya)– namun mutu lulusan tidak begitu menggembirakan, bahkan dalam banyak kasus Ujian Nasional yang menjadi ukurannya, dijadikan ajang praktik ketidakjujuran.
Padahal etos kerja anak-anak sekolah di Singapura, Amerika, dan Jepang sebagaimana dilaporkan National Library (TST, 5/5/96) menunjukkan hal yang luar biasa. Para siswa di Jepang rata-rata melahap kira-kira 18 buku setahun, siswa Singapura 8 buku, dan Amerika 25 buku. Di Singapura, guru-guru rata-rata menghabiskan waktu 10 jam setiap minggu untuk membimbing siswanya mengerjakan PR, jumlah waktu belum termasuk bimbingan khusus bagi mereka yang lemah belajar. Dengan kata lain, latihan rutin maupun menumbuhkan etos kerja untuk mencari ilmu sudah mendarahdaging.
Dalam mendidik anak muda, idealnya dunia persekolahan kita tidak mengabaikan sama sekali nilai kerja sebagai aktivitas kultural dan spiritual sebagai penyalur kreativitas hidup. Para lulusan diharapkan pula dapat mengembangkan pendidikan yang menjadi kebudayaan masyarakat (Indonesia khususnya) yang membina dan mengembangkan secara intensif, keterampilan hidup, nilai-nilai hidup, dan pandangan hidup seseorang untuk mengembangkan peradaban.
Untuk mengembangkan budaya kreatif, ada proses rutin dalam pengembangan budaya “curiosity”, semangat akademis, semangat kerja sama, ketekunan, kedisiplinan, tanggung jawab ilmiah, dan daya imajinasi yang tinggi, baik lewat lomba, seminar, lokakarya, pelatihan, “peer-group”, maupun kegiatan lain yang tidak terlalu bergantung pada kelengkapan fasilitas. Jarak antara guru dan siswa harus diperdekat agar terjadi budaya dialog-kritis untuk tidak menghambat pengembangan ipteks.
Hasil penelitian Profesor Uri di Amerika Serikat (O`Brien, 1998) menunjukkan, kerja sama yang baik antar-(maha)siswa meningkatkan kreativitasnya. Dari penelitian kecil-kecilan ini Uri menemukan bahwa para mahasiswa dari Cina ternyata suka bekerja dalam kelompok (work gang), sebaliknya mahasiswa kulit hitam cenderung bekerja mandiri. Berdasarkan hal ini, Profesor Uri mulai mengubah kondisi dan tata letak kelas serta menerapkan sistem pembelajaran kelompok (cohort learning). Hasilnya, para mahasiswa kulit hitam mengalami peningkatan prestasi dalam beberapa bulan kemudian.
Simpulannya, Profesor Uri tidak memperbaiki pengajaran (teaching), namun memperbaiki kondisi pembelajaran (condition of learning).
Pada sisi lain, dalam gagasannya tentang “Five Minds for the Future” Gardner (2006) mengatakan bahwa untuk menghadapi tantangan global yang kuat harus dipenuhi antara lain adalah creative mind. Jika seseorang tidak memiliki kreativitas dan daya cipta yang kuat, ia akan mudah “dikalahkan” oleh mesin dan komputer.
Berpikir kreatif dan kritis merupakan aktivitas untuk menemukan jawaban-jawaban atas berbagai permasalahan, melahirkan ide atau gagasan atau cara-cara baru. Menurut Treffinger (1980), ada tiga tingkatan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang bercirikan berpikir kreatif dan kritis, yakni (1) Pelatihan untuk membangkitkan peserta didik untuk mengembangkan rasa ingin tahu, kepekaan terhadap tantangan baru, kepekaan terhadap persoalan baru, kepercayaan terhadap diri sendiri, kesediaan untuk dialog, serta keberanian untuk mengambil risiko.
(2) Pengembangan kegiatan kognitif tingkat tinggi, seperti kepiawaian dalam menganalisis masalah dari berbagai pengalaman dan persoalan yang dihadapi, dan dalam ranah afektifnya, peserta didik memiliki rasa kesediaan untuk berdialog, berempati, terbuka, dan mampu mengembangkan imajinasinya; dan (3) Keberanian melibatkan diri terhadap tantangan-tantangan yang nyata yang sebelumnya didahului oleh kepiawaian mengidentifikasi masalah-masalah yang pelik, dan selanjutnya mampu mengelola hal-hal tersebut untuk mengarah kepada produk atau hasil.
Dunia pendidikan dituntut mampu memperbesar peluang berkembangnya kapasitas peserta didik, seperti tumbuhnya sikap inovatif, kreatif, inisiatif, dan sikap kewiraswastaan lain. Kemudian kenyataan bahwa lulusan SMU dan lulusan akademi/perguruan tinggi mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, menunjukkan pentingnya dunia pendidikan mengantisipasi munculnya pola-pola baru di pasar kerja. Pengembangan hubungan yang lebih “kooperatif” antara dunia pendidikan dan dunia kerja seperti perusahaan dan sebagainya, penting untuk dipikirkan lebih jauh. Lewat pola-pola “magang” atau kerja sama di bidang penelitian, diharapkan para peserta didik mempunyai pengalaman yang nyata di pasar kerja, yang selanjutnya diharapkan mampu merangsang sikap kewiraswastaan.
Hasil studi Blau dan Duncan (1967) di Amerika Serikat, Mark Blaug (1974) di Inggris, dan Cummings (1980) di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang tidak berbeda antara negara maju dan negara berkembang. Pendidikan formal hanya memberikan kontribusi lebih kecil terhadap status pekerjaan dan penghasilan dibandingkan dengan faktor-faktor lain di luar sekolah seperti pelatihan dan pengalaman.
Saratri Wilonoyudho, dosen Universitas Negeri Semarang; anggota Dewan Riset Daerah Jawa Tengah; dan kandidat doktor UGM

Sabtu, 21 April 2012

Foto luapan lava yang mengaggumkan

Volcanoes-Lava-1
Volcanoes-Lava-2
Volcanoes-Lava-3
Volcanoes-Lava-4
Volcanoes-Lava-5
Volcanoes-Lava-6
Volcanoes-Lava-7
Volcanoes-Lava-8
Volcanoes-Lava-9
Volcanoes-Lava-10
Volcanoes-Lava-11
Volcanoes-Lava-12
Volcanoes-Lava-13
Volcanoes-Lava-14
Volcanoes-Lava-15

 

Foto Batu Raksasa Unik dari Segala Penjuru Dunia


Ini dia foto2 batu raksasa yang unik dari belahan dunia...
Kadang jadi heran koq bisa gitu ya?